SEMINAR NASIONAL HIBRIDA: Semikonduktor dan AI sebagai Penggerak Revolusi Teknologi Masa Depan

13 January 2025 | 8145 hits
KIR15JAN2025.png

SIARAN PERS

Jakarta, 12 Januari 2025. Perkembangan mutakhir Artificial Intelegent (AI) - kecerdasan buatan atau nalar imitasi – semakin nyata berperan penting dalam pengembangan teknologi masa depan.  Perkembang pesat AI tak terlepas dari kontribusi teknologi semikonduktor yang juga maju pesat.  Dalam upaya mendorong inovasi teknologi dan membangun kesadaran akan peran penting semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI), Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, menggelar seminar bertajuk “Semikonduktor dan AI sebagai Penggerak Revolusi Teknologi Masa Depan”. Acara ini menghadirkan para pakar, praktisi, pelaku industri, dan akademisi terkemuka dan pimpinan asosiasi untuk membahas perkembangan, tantangan, dan peluang di era transformasi digital yang terus berkembang pesat.

Seminar Nasional Hibrida ini diselenggarakan bertujuan untuk menggali secara mendalam peran semikonduktor dan AI sebagai penggerak revolusi teknologi masa depan, mengeksplorasi potensi pengembangan ekosistem industri, dan membahas peluang untuk mendorong industri dengan nilai tambah tinggi yang berkelanjutan menuju Indonesia Emas.

Seminar akan dihelat pada Rabu, 15 Januari 2025, pukul 08.45-16.15 WIB bertempat di Auditorium Perpustakaan Nasional, Lantai 2 Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jl. Medan Merdeka Selatan No.11, Jakarta Pusat. Acara Seminar Nasional Hibrida ini dapat pula diikuti melalui tautan https://s.id/linkzoomsemikonaipi , juga disiarkan melalui tautan YouTube https://s.id/LinkYTsemikonaipi . Acara ini terbuka untuk pegiat Iptek dan Inovasi, para cendekiawan, profesional, akademisi, kalangan ASN Kementerian/Lembaga (K/L), mahasiswa, dosen, periset, pembuat kebijakan, masyarakat pecinta Iptek, LSM, jurnalis dan kalangan umum lainnya.

Seminar Hibrida AIPI ini akan menghadirkan Pembicara Kunci Dr. (HC) Ir. Airlangga Hartarto, MBA, MMT, IPU, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, yang akan menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul “Arah Kebijakan Ekonomi Indonesia Berbasis Industri”.  Sebelum itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, yang juga Anggota Komisi Ilmu Rekayasa AIPI, Prof. Dr. Satryo S. Brojonegoro, akan menyampaikan kata Sambutan dan Pembukaan Seminar.

Sebagai pengantar tema besar Seminar, Dr. Setia Diarta, M. T., Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika, Kementerian Perindustrian, akan membeberkan “Potensi Besar Investasi dan Pasar Industri Semikonduktor serta AI di Indonesia”, dan Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, Ph. D., akan memberikan wawasan terkait dengan “Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Semikonduktor dan AI di Indonesia”

Acara ini akan menghadirkan para pakar terkemuka bidang AI dan semikonduktor, para akademisi, praktisi pelaku industri, dan pimpinan asosiasi untuk membahas bagaimana sinergi antara semikonduktor dan AI mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan efisiensi industri, serta menciptakan solusi berkelanjutan bagi masa depan. Seminar ini juga bertujuan membuka wawasan peserta mengenai tren global dan strategi lokal untuk memanfaatkan teknologi tersebut demi kemajuan bangsa.

AIPI menghadirkan 8 orang pakar semikonduktor dan AI dari kalangan perguruan tinggi, asosiasi, dan praktisi, yaitu: 1. Dr Ayu Purwarianti (Pusat AI-ITB) yang akan menyampaikan paparan berjudul "Potensi dan Dampak Pengembangan Teknologi serta Aplikasi AI bagi Indonesia di Berbagai Sektor"; 2. Prof. Bambang Riyanto (ITB) - sejawat senior Dr Ayu di ITB - akan mngemukakan pemikirannya bertema “Strategi Pengembangan Teknologi AI di Indonesia untuk Masa Depan”; dan 3. Prof. Trio Adiono (Chairman of ICDEC) akan memaparkan bahasan berjudul “Pengembangan Industri Semikonduktor Indonesia sebagai Basis Utama Teknologi AI”.

Dari kalangan pelaku usaha, Ofir Shalev (Chief Data Officer GoTo), sebagai pemapar materi ke 4,  akan menyampaikan penjelasan peluang "Transformasi Bisnis Indonesia dengan Pemanfaatan AI"; dan presentasi ke 5. praktisi Faris Rahman dari Nodeflux akan memberikan pencerahan soal “Aplikasi AI pada Bisnis”, sedangkan dari pelaku usaha Kazee, Aria Sanjaya, akan menyampaikan "Transformasi Bisnis Indonesia dengan Pemanfaatan AI". Pegiat AI, Prof. Dr. Hammam Riza,  sebagai pemapar ke 7., dari Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial Indonesia (KORIKA) akan menyampaikan pengalaman panjang kiprahnya berjudul “Pengembangan Ekosistem AI di Indonesia”, dan pemapar presentasi ke 8. Prof. Wisnu Djatmiko dari UI, akan memberikan pandangannya tentang “Literasi AI di Indonesia”.

Aplikasi AI semakin luas dengan berkembangnya teknologi Generative AI yang dapat menciptakan teks, gambar, musik, video, dan data sintetis di berbagai bidang seperti hiburan, pemasaran, pendidikan, kesehatan, dan penelitian ilmiah. Diperkirakan bahwa nilai ekonomi AI global akan mencapai $1,34 triliun pada tahun 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) mencapai sebesar 36,8%.

Melihat dampaknya yang mampu mendisrupsi berbagai aspek kehidupan, Indonesia perlu memainkan peran penting dalam era ini, menjadikan momentum perkembangan teknologi AI sebagai peluang strategis untuk mendorong transformasi menuju negara maju.

Pemanfaatan teknologi AI ini memang tidak cukup hanya dengan menggunakannya, tetapi Indonesia juga perlu membangun rantai pasok industri AI dari hulu hingga hilir di dalam negeri. Semakin ke hulu, nilai tambah yang dihasilkan oleh industri AI akan semakin besar. Di sektor hulu, industri semikonduktor memegang peran penting dalam pengembangan teknologi ini. Kebutuhan AI terhadap komputasi, yang mencapai 1026 floating-point operations (FLOPs), memerlukan prosesor dengan kemampuan sangat tinggi.

Selain itu, permintaan terhadap kapasitas komputasi meningkat hingga 4–5 kali lipat setiap tahun. Kebutuhan ini juga mencakup memori berkecepatan tinggi untuk mendukung model AI dengan lebih dari 175 miliar parameter. Tidak hanya itu, konsumsi daya AI sangat besar, seperti ChatGPT yang memerlukan sekitar 620.000 kWh per hari.

Tantangan ini hanya dapat diatasi melalui pengembangan komponen berbasis teknologi semikonduktor, yang saat ini telah mencapai skala 3 nanometer. Oleh karena itu, pengembangan industri semikonduktor dalam negeri menjadi sangat penting untuk mendukung kemajuan teknologi AI.

Di seluruh dunia, hampir semua negara berlomba mempercepat pertumbuhan industri semikonduktor, mengingat pentingnya teknologi ini dan potensi ekonominya yang besar. NVIDIA telah membuktikan bahwa market capital perusahaan mereka sudah lebih besar dari pada GDP Indonesia, bahkan Australia dan Korea Selatan.

Selain industri komponen semikonduktor dan perangkat AI, tentunya pengembangan model dan aplikasi AI juga menjadi penting di Indonesia. Berbagai aplikasi AI sangat spesifik sesuai kebutuhan masing-masing negara tersebut, sehingga Indonesia perlu mengembangkan sendiri model AI tersebut. Dengan potensi bonus demografi yang besar di Indonesia, diharapkan berbagai model dan aplikasi ini dapat dikembangkan di Indonesia. Aplikasi ini berpotensi menjadi berbagai servis dan layanan yang memberi nilai tambah ekonomi tinggi bagi Indonesia.

Website         :  aipi.or.id  
Instagram     :  aipi_Indonesia
Tweeter         :  AIPI_id
Youtube         : AIPI_Indonesia

Pembuat Siaran Pers:
Sigit Asmara Santa,
humas@aipi.or.id
Biro Adm. Ilmu Pengetahuan, AIPI

Hak Cipta © 2014 - 2024 AIPI. Dilindungi Undang-Undang