Siaran Pers

SEMINAR NASIONAL 

“Revitalisasi Kebijakan Pembangunan Peternakan dalam Rangka Swasembada Pangan Asal Ternak“

Jakarta, 13 September 2025.

Kebutuhan pangan asal ternak di Indonesia terus meningkat, sementara produksi domestik masih menghadapi berbagai kendala. Swasembada pangan asal ternak – sebagai salah satu pilar penopang swasembada pangan nasional - bukan sekadar target, melainkan kebutuhan strategis bagi kemandirian bangsa. Menyadari pentingnya langkah nyata itu, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), berkolaborasi dengan IPB University, dan SAINSX menyelenggarakan Seminar Nasional Hibrida bertajuk “Revitalisasi Kebijakan Pembangunan Peternakan dalam Rangka  Swasembada Pangan Asal Ternak”. 

Acara yang dihelat Kamis, 18 September 2025, pukul 13.00-16.00 WIB di ICE BSD, Tangerang Selatan, ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi sekaligus merumuskan strategi kebijakan yang lebih efektif guna mempercepat capaian swasembada pangan berbasis peternakan. Seminar Nasional Hibrida ini dapat diikuti pula melalui Aplikasi Zoom dengan tautan https://s.id/SemNasAIPI-SAINX-IPB, dan ditayangkan pula melalui saluran YouTube di https://s.id/YTSemNasAIPI-SAINX-IPB.

Seminar menghadirkan narasumber tokoh-tokoh kunci yang sangat berkompeten dari berbagai kalangan, antara lain: pejabat pemerintah pembuat kebijakan, pimpinan DPR dari Komisi terkait, akademisi perguruan tinggi, dosen, peneliti, mahasiswa, perusahaan swasta pelaku usaha, praktisi peternakan rakyat, serta pemerhati kebijakan publik dan media . Para narasumber tersebut adalah: 1) Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, M. S – Menteri PPN/Kepala Bappenas yang akan menyampaikan Keynote Speech; 2) Dr. drh. Agung Suganda, M.Si – Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (DIRJEN PKH); 3) H. Arief Prasetyo Adi, ST, M.T., Ph.D. (HC) – Kepala BAPANAS: 4) Prof. Dr. Ir. Dadan Hindayana – Kepala Badan Gizi Nasional. Dari kalangan legislatif akan hadir Siti Hediati Hariyadi – Ketua Komisi IV DPR RI sebagai pembicara kelima; dan Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA. IPU – Guru Besar IPB dan Wali UTAMA SASPRI sebagai pembicara keenam dan Alvino Antonio - Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasional mewaliki kalangan pelaku usaha unggas.  

Para narasumber akan berbagi perspektif tentang bagaimana mengembangkan peternakan di Indonesia dengan memetakan persoalan mendasar yang masih menghambat, mencari solusi tepat dengan memperhatian semua pemangku kepentingan terutama peternak rakyat yang dijadikan fondasi kebijakan, menciptakan inovasi dapat diterjemahkan menjadi solusi nyata dalam menopang langkah nyata menuju swasembada pangan.

Seminar Nasional Hibrida yang dihelat bersamaan dengan penyelenggaraan “The 7th International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition,” 17-19 September 2025, ICE BSD, Jakarta, bertujuan memanfaatkan momentum event exposition untuk; 1) mengevaluasi kebijakan pembangunan peternakan yang telah berjalan; 2) memperoleh masukkan dan menyajikan rekomendasi berbasis ilmu pengetahuan untuk memperkuat swasembada pangan asal ternak; 3) mendorong kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat; dan selanjutnya 4) dapat merumuskan strategi kebijakan yang berkelanjutan dan implementatif, sebagai masukan untuk merevitalisasi kebijakaan peternakan untuk mencapai Swasembada Pangan Asal Ternak sebagai salah satu pilar utama dalam rangka Pencapaian Swasembada Pangan Nasional. 

Melalui Seminar ini diharapkan menghasil dokumen rekomendasi kebijakan yang berupa butir-butir usulan pemikiran kebijakan strategik untuk merevitalisasi kebijakan yang tertuang dalam UUPKH No. 18/2009. Revitalisasi kebijakan yang lebih adil dan aplikatif hanya dapat diwujudkan melalui proses dialog yang terbuka, inklusif, dan berbasis bukti, oleh seluruh elemen pelaku usaha peternakan dengan untuk berbagi pandangan secara konstruktif. 

Dengan kolaborasi yang kuat, dan diiringi dengan semangat gotong royong, perubahan kebijakan/regulasi yang memihak pada peternakan rakyat – tanpa mengecilkan pelaku usaha besar - dapat lebih mudah diwujudkan. Karenanya, partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan menjadi elemen yang penting