LATAR BELAKANG
Indonesia saat ini berada pada titik strategis dalam sejarah pembangunan nasional. Dengan bonus demografi yang tengah berlangsung dan ambisi untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah, strategi pembangunan menuju Indonesia Emas 2045 harus bertumpu pada transformasi struktural yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. Salah satu fondasi utama dari transformasi ini adalah pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara sistemik dan terintegrasi dalam seluruh aspek pembangunan nasional.
Sayangnya, data menunjukkan bahwa kontribusi IPTEK di Indonesia masih belum optimal. Salah satu indikator utama adalah rendahnya investasi negara dalam kegiatan riset dan pengembangan (R&D). Berdasarkan data dari World Bank (2025), investasi Indonesia dalam R&D hanya sebesar 0,28% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini sangat jauh di bawah rata-rata dunia (2,67%) maupun negara-negara tetangga seperti Malaysia (0,95%) dan Korea Selatan (5,21%).
Tabel 1. Investasi R&D terhadap PDB (%) Negara |
Investasi R&D terhadap PDB (%) |
Indonesia |
0,28 (Tahun 2020) |
Malaysia |
0,95 (Tahun 2020) |
Korea Selatan |
5,21 (Tahun 2022) |
Dunia (rata-rata) |
2,67 (Tahun 2022) |
Sumber: World Bank (2025)
Rendahnya alokasi anggaran untuk riset dan pengembangan turut berdampak pada kinerja inovasi nasional. Laporan Global Innovation Index 2022 yang diterbitkan oleh World Intellectual Property Organization (WIPO) menempatkan Indonesia di peringkat ke-75 dari 132 negara, masih jauh di bawah negara-negara dengan tingkat daya saing ekonomi tinggi seperti Singapura (peringkat ke-7) dan Korea Selatan (peringkat ke-6) (WIPO, 2022). Selain itu, produktivitas sektor industri Indonesia juga belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. World Bank (2021) mencatat bahwa pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di sektor manufaktur Indonesia cenderung stagnan selama satu dekade terakhir dan tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand (World Bank, 2021).
Hal ini diperparah oleh lemahnya integrasi antara lembaga riset dan pelaku industri, serta masih terbatasnya pemanfaatan hasil riset dalam proses perumusan kebijakan publik. Padahal, integrasi antara sektor penelitian, industri, dan kebijakan merupakan prasyarat utama untuk membangun ekosistem inovasi yang kokoh dan produktif.
Indonesia juga sedang menghadapi tantangan besar lainnya, seperti urbanisasi yang cepat, tekanan perubahan iklim, serta disrupsi teknologi global. Di saat yang sama, pertumbuhan kelas menengah dan penetrasi digital memberikan peluang baru bagi transformasi ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan jika difasilitasi dengan kebijakan berbasis IPTEK.
Urgensi inilah yang melatarbelakangi penyelenggaraan rangkaian kegiatan seminar dan webinar oleh Komite Ilmiah Sosial – Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (KIS-AIPI) pada Semester II Tahun 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun ruang kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat sipil untuk membahas bagaimana sains dan teknologi dapat dijadikan sebagai tulang punggung transformasi pembangunan nasional.
Dengan pendekatan tematik yang terstruktur, evidence-based, dan berorientasi pada rekomendasi kebijakan, rangkaian kegiatan ini diharapkan mampu berkontribusi secara nyata dalam mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045 yang berdaulat, inklusif, dan berkelanjutan.
TUJUAN
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Menggali peran kritikal sains dan teknologi dalam proses transformasi strategi pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045.
2. Mendalami integrasi antara perencanaan pembangunan, pengembangan R&D, dan industrialisasi nasional.
3. Menghasilkan masukan dan rekomendasi kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy) untuk penguatan sainstek nasional.
AGENDA | ||||
PEMBUKAAN | Pemutaran Video Profile, Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dan Doa |
WAKTU 12.30-13.00 (GMT +7) |
||
|
||||
PEMBUKAAN | Pembukaan Pewara (MC) |
WAKTU 13.00-13.13 (GMT +7) |
||
|
||||
SAMBUTAN DAN PEMBUKAAN |
Prof. Daniel Murdiyarso, Ph.D. (Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia) |
WAKTU 13.13-13.18 (GMT +7) |
||
|
||||
SAMBUTAN |
Dr. Lidya Suryani Widayati, S.H., M.H. (Plt. Kepala Badan Keahlian DPR RI) |
WAKTU 13.18-13.23 (GMT +7) |
||
|
||||
SESI DISKUSI |
WAKTU 13.23-15.53 (GMT +7) |
|||
MODERATOR |
Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar, M.A. (KOMISI ILMU SOSIAL AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (KIS AIPI)) |
|||
PEMANTIK DISKUSI |
Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D. (KOMISI ILMU SOSIAL AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (KIS AIPI); DEAN & CEO ASIAN DEVELOPMENT BANK INSTITUTE, TOKYO) |
|||
PEMBICARA 1 |
Prof. Brian Yuliarto, S.T, M.Eng., Ph.D. (MENTERI PENDIDIKAN TINGGI, SAINS, DAN TEKNOLOGI RI) |
|||
PEMBICARA 2 |
Dr. H. Mukhamad Misbakhun, S.E., M.H. (KETUA KOMISI XI DPR RI PERIODE 2024-2029) |
|||
PEMBICARA 3 |
Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, M.S. (MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL / KEPALA BAPPENAS RI) |
|||
PEMBICARA 4 |
Chaikal Nuryakin, S.E., M.S.E., M.A., Ph.D. (KEPALA LPEM FEB UI) |
|||
PEMBICARA 5 |
Bernadette Ruth Irawati Setiady (PRESIDEN DIREKTUR PT KALBE FARMA) |
|||
PEMBICARA 6 |
Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si. (MENTERI PERINDUSTRIAN RI) |
|||
|
||||
PENUTUPAN |
Prof. Dr. Syarif Hidayat (Ketua Komisi Ilmu Sosial AIPI) |
WAKTU 15.53-16.00 (GMT +7) |
||
|
||||
PRESENTASI (Klik link untuk mengunduh) : | ||||
♦ PERAN SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM MENDUKUNG TRANSFORMASI STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL MENUJU INDONESIA EMAS 2045 oleh Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D. | ||||
♦ Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Indonesia oleh Dr. H. Mukhamad Misbakhun, S.E., M.H. | ||||
♦ Peran Sektor Manufaktur, Sains, dan Teknologi dalam Mendorong Transformasi Ekonomi oleh Chaikal Nuryakin, S.E., M.S.E., M.A., Ph.D. | ||||
♦ How Science and Tech Drive Indonesia’s Vision & Development oleh Bernadette Ruth Irawati Setiady | ||||
|
||||
REKAMAN VIDEO (Klik gambar untuk melihat video) |
|
|||