Pandangan

no image

Presidensi G-20 Indonesia Pimpin Pemulihan Covid-19

Oleh : Mayling Oey-Gardiner
Unduh PDF Baca PDF


Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, G-20 pada 2022 menjunjung tema Pulih bersama, pulih lebih kuat (Recover together recover stronger). Tema tersebut mengandung dua tujuan; pertama, mencerminkan harapan dan kehendak pulih kembali dan bahkan memperbaiki, memperkuat keadaan sosial ekonomi dunia, seperti keadaan sebelum diserang covid-19. Penularan virus yang mulai dikenal pada 2019, dalam waktu pendek telah menjadi pandemi di seluruh dunia.

Kedua, merencanakan pelaksanaannya bersama. Kebersamaan merupakan nilai yang dijunjung tinggi dalam budaya Indonesia, gotong royong. Kerja sama dengan saling tolong-menolong dan bantu-membantu menjadi landasan untuk menunjukkan Indonesia pada dunia dengan mengajak sebanyak mungkin memperbaiki dan memulihkan perekonomian dunia.

Menguasai covid-19 berkat gotong royong mengandalkan nilai-nilai bangsa, khususnya dengan menerapkan berbagai cara menggerakkan agar terjadi kerja sama antara berbagai kelompok masyarakat untuk dapat menghambat menjalarnya penularan virus. Hal itu dicapai dengan melaksanakan sejauh mungkin arahan dan menerapkan protokol kesehatan (prokes) seketat mungkin. Pada pertengahan 2021, CNN melaporkan Indonesia pada dunia sebagai ‘pusat krisis covid-19 Asia’ dengan jumlah pertambahan harian kasus baru dan jumlah kematian yang dihadapkan pada permasalahan penanganan (Rhea Mogul CNN, 21/7/2021).

Ketika itu, pemberitaan di Indonesia juga melaporkan hal serupa tentang masalah ketidaksiapan pemerintah menghadapi keganasan perluasan covid-19. Rumah sakit meluap, tidak siap menghadapi kebutuhan rakyat akan sarana prasarana menangani penyakit seganas ini, kekurangan tenaga kesehatan, peralatan, dan kebutuhan oksigen atau pengobatan, termasuk sarana untuk testing. Yang paling mengharukan, tentu saja ialah laporan tentang kematian dan keterbatasan sarana dan prasarana penanganannya, terutama ketika harus melaporkan tenaga kesehatan yang gugur.

Kini, pada awal 2022, ketika Indonesia lebih berhasil dari banyak negara lain mengurangi kasus baru hingga kematian, CNN tidak tertarik meliputi keberhasilan tersebut. Pada 24 Januari 2022, Indonesia mencatat kurang dari 3 ribu kasus baru dan kurang dari 10 kematian harian. Karenanya, Indonesia berada di nomor 96 dalam daftar Johns Hopkins yang mendata laporan negara peserta sebanyak 196 negara.

Kiprah Indonesia dalam G-20

Presidensi G-20 pada 2022 merupakan kesempatan pertama Indonesia sejak bergabung dalam G-20 yang dibentuk pada 1999 untuk dapat menghambat terjadinya ulangan krisis ekonomi 1997-1998. Forum itu bertujuan mencapai stabilitas keuangan internasional.

Khas Presiden Jokowi yang berkehendak agar kesempatan Presidensi G-20 digunakan untuk kegiatan yang dianggap dapat membawa hasil konkret. Karenanya, sesuai dengan kesadaran kebutuhan kekinian, diarahkan agar kepemimpinan Indonesia fokus pada tiga bidang saja; pertama, arsitektur kesehatan global; kedua, transisi energi berkelanjutan; dan ketiga, transformasi digital dan ekonomi.

Hal tersebut diperkirakan akan ditangani dengan melibatkan sebanyak mungkin peserta yang datang untuk mengikuti berbagai pertemuan yang direncanakan tersebar di berbagai tempat. Sementara itu, diperkirakan G-20 di Indonesia akan diikuti hampir 21 ribu delegasi yang akan mengikuti pertemuan KTT G-20 (429 orang), pertemuan menteri (4.581 orang), pertemuan tingkat deputi/sherpa (1.212 orang), pertemuan kelompok kerja (8.330 orang), dan pertemuan kelompok topik khusus (engagement group) (6.436 orang).

Manfaat Presidensi G-20

Indonesia akan memperoleh banyak manfaat dari Presidensi G-20, di antaranya; a) Indonesia akan dapat menunjukkan hasil resiliensi ekonomi terhadap krisis yang disebabkan pandemi covid-19; b) memperoleh pengakuan atas kemampuan Indonesia mewakili negara berkembang lainnya; c) kesempatan yang hanya mungkin diperoleh sekali dalam satu generasi (sekitar 20 tahun) mungkin dapat bermanfaat memberi nilai tambah dalam pemulihan perekonomian Indonesia; d) Indonesia dapat menentukan agenda acara pembahasan G-20 agar mendukung dan berdampak positif bagi perekonomian kita; e) Indonesia dapat menggunakan kesempatan menunjukkan kepemimpinan di kancah pemulihan ekonomi global; f) Indonesia menjadi fokus perhatian pelaku ekonomi dan keuangan dunia; dan g) Indonesia memperoleh kesempatan memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan kepada dunia internasional yang dapat diharapkan akan turut menggerakkan roda perekonomian bangsa (G-20 Pedia).

Dampak Ekonomi sangat menjanjikan. Menurut Menteri Keuangan, pelaksanaan G-20 di Indonesia akan menciptakan sumbangan pendapatan sekitar US$533 juta atau sekitar Rp7,4 triliun pada produk domestik bruto (PDB).

Di samping itu diperkirakan juga akan terjadi peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun. Di bidang pariwisata diperkirakan menghasilkan ratus ribu lapangan kerja baru di sektor kuliner, fesyen, dan kriya. Hal ini diharapkan akan dapat melibatkan banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan menyerap 33 ribu tenaga kerja.

 

Mayling Oey-Gardiner,
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia dan Anggota Komisi Ilmu Sosial, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).

Artikel ini pertama kali diterbitkan di Harian Media Indonesia 26 Januari 2022

Hak Cipta © 2014 - 2023 AIPI. Dilindungi Undang-Undang.