Apa SAINS45-Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia itu?
Lebih dari setengah abad setelah kemerdekaan Indonesia, telah banyak hal yang kita lalui sebagai sebuah bangsa, namun masih banyak tujuan ideal pendirian bangsa ini yang belum tercapai. Menjelang 100 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia, perumusan pertanyaan-pertanyaan ilmiah mendasar mengenai masalah-masalah yang kita hadapi dan mengenai masa depan bangsa kita penting dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan ilmiah mendasar ini mencoba meneropong jauh ke masa depan hingga 2045 menuju Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, unggul, kompetitif dan disegani dunia. Agenda ini memproyeksikan Indonesia seperti apa yang kita bayangkan dalam 100 tahun kemerdekaannya. Berangkat dari pertanyaan krusial tersebut, kami membahas sains apa yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut demi terwujudnya cita-cita Indonesia yang kita inginkan. Agenda ini bisa menjadi salah satu panduan jangka panjang dalam upaya bersama mewujudkan tujuan-tujuan ideal pendirian bangsa ini.
Perumusan pertanyaan-pertanyaan ilmiah mendasar memang dianggap penting dan telah dilakukan di berbagai negara. Jurnal Science pada 2005 misalnya telah menformulasikan 125 pertanyaan penting yang dihadapi para ilmuwan dan masyarakat Amerika Serikat. Akademi Ilmu Pengetahuan Belanda juga telah merumuskan 49 pertanyaan penting yang dihadapi para ilmuwan dan masyarakat di negeri itu.
SAINS45-Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia Menyongsong Satu Abad Kemerdekaan merupakan kumpulan 45 pertanyaan ilmiah yang menggugah rasa ingin tahu dan harapan untuk Indonesia di masa depan. Disusun oleh 17 ilmuwan dari berbagai latar belakang ilmu, SAINS45 menawarkan perspektif berbeda tentang apa itu Indonesia, apa tantangan yang dihadapinya, serta ide-ide untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera dan berdaulat. Edisi Konsultasi SAINS45 telah diluncurkan dalam rangkaian peringatan 25 Tahun AIPI pada Mei 2015. Buku tersebut kini telah disempurnakan menjadi edisi final serta english edition.
UNDUH (DOWNLOAD) :
Bagaimana Agenda Sains Indonesia ini disusun?
Agenda Sains Indonesia dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai masa depan Indonesia ini disusun oleh ilmuwan-ilmuwan muda Indonesia (berusia di bawah 45 tahun, telah menyelesaikan pendidikan tingkat doktoral, aktif melakukan penelitian dan memiliki publikasi-publikasi akademik di jurnal-jurnal bereputasi) yang berasal dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Ilmuwan-ilmuwan muda dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian ini telah berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan akademik penting yang difasilitasi oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) yaitu Pertemuan Ilmuwan Muda Indonesia di Ternate (2010), Indonesian-American Kavli Frontiers of Science Symposium (Bogor, 2011; Surakarta, 2012, Bali, 2013) dan Indonesian Frontiers of Social Sciences Symposium di Lombok (2013).
Melalui sejumlah workshop, ilmuwan-ilmuwan muda ini merumuskan 8 kluster masalah dan 45 pertanyaan ilmiah mendasar. Delapan kluster tersebut yaitu: (i) Identitas, Keberagaman dan Budaya Ilmiah; (ii) Kepulauan, Kelautan, dan Sumber Daya Hayati; (iii) Kehidupan, Kesehatan dan Nutrisi; (iv) Keamanan dan Kedaulatan Pangan, Energi dan Air; (v) Bumi dan Iklim; (vi) Bencana Alam dan Bencana oleh Manusia; (vii) Material, Teknologi Mutakhir dan Industri; dan (viii) Ekonomi, Masyarakat dan Tata Kelola. Contoh pertanyaan dalam dokumen ini, antara lain: Siapakah Indonesia?; Bagaimana menjadikan keragaman sebagai sumber kohesi sosial untuk kekuatan bangsa?; Bagaimana kita dapat hidup lebih lama, lebih sehat dan lebih bahagia dan lebih cerdas?; Bagaimana bangsa ini bisa mewujudkan kedaulatan pangan, air dan energi?; Bagaimana bangsa Indonesia bisa lebih siap menghadapi bencana?; dan lain sebagainya. Delapan kluster masalah dan 45 pertanyaan ditulis oleh Komite Studi beranggotakan 12 ilmuwan muda dan 5 anggota Komite Penasihat dari AIPI. Kontribusi para ilmuwan muda ini secara simbolik menggambarkan hari kemerdekaan kita, 17 Agustus (bulan kedelapan) 1945.
Pertanyaan-pertanyaan ilmiah mendasar ini merupakan pengejawantahan mimpi bersama (collective dream) akan Indonesia yang lebih baik dan kegelisahan akademik yang dirasakan para ilmuwan muda tersebut ketika melakukan penelitian di bidangnya masing-masing yang kemudian didiskusikan secara multidisiplin dalam pertemuan-pertemuan yang difasilitasi AIPI. Di balik 12 orang ilmuwan muda tersebut, pemetaan masalah dan pengumpulan pertanyaan telah dilaksanakan melalui Forum Ilmuwan Muda Indonesia yang beranggotakan 40 orang ilmuwan muda Indonesia dan jejaring ilmuwan muda Indonesia yang beranggotakan 100 orang. Komite Studi bertugas menyaring pertanyaan-pertanyaan tersebut berdasarkan penilaian strategis, krusial dan dianggap penting untuk bangsa ini menjawabnya, agar dapat memajukan kehidupan bangsa Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, makmur, cerdas dan disegani dunia. Lewat dialog-dialog multidisiplin tersebut, pertanyaan-pertanyaan ilmiah mendasar bisa disampaikan, diseleksi dan dirumuskan secara singkat dan dalam bahasa yang mudah dipahami—bukan bahasa atau jargon-jargon teknis yang hanya bisa dipahami dalam sebuah disiplin ilmu tertentu. Formulasi pertanyaan-pertanyaan di atas kemudian dikonsultasikan kepada masyarakat akademik di perguruan-perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian di Tanah Air. Lewat konsultasi publik itu didapatkan pertanyaan-pertanyaan dan masukan-masukan dari komunitas akademik yang kemudian dipakai untuk menajamkan formulasi akhir pertanyaan-pertanyaan sebagaimana yang akan kita temukan dalam buku ini.
Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia dalam wujud pertanyaan-pertanyaan ilmiah mendasar ini bukan merupakan rincian mengenai agenda penelitian sehingga dengan demikian tidak bersifat tumpang tindih dengan Agenda Riset Nasional yang telah disusun oleh Komite Inovasi Nasional (KIN).
Kepada siapa Agenda Sains Indonesia ini ditujukan?
Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia ini ditujukan kepada banyak pihak; kepada komunitas akademik di perguruan-perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian; kepada masyarakat luas; dan juga tentu saja kepada para pengambil kebijakan. Pertanyaan-pertanyaan ilmiah ini bersifat mendasar (krusial), visioner dan strategis yang ditujukan untuk menantang pihak-pihak di atas berpikir jangka menengah dan panjang untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi bangsa Indonesia. Hal ini penting karena kita seringkali hanya menfokuskan diri pada masalah-masalah dan pertanyaan-pertanyaan jangka pendek yang kita hadapi.
Apa langkah-langkah selanjutnya?
Selain yang telah disampaikan di atas, masalah-masalah dan pertanyaan-pertanyaan mendasar lain yang kita hadapi di antaranya adalah “bagaimana kita mengembangkan bangsa kita menjadi bangsa inovatif (innovative nation)?” dan “bagaimana mengembangkan budaya ilmiah (scientific culture) di negara kita?”. Kedua masalah dan pertanyaan ini menunjukkan pentingnya memperkuat penelitian dan budaya ilmiah kita. Untuk memperkuat kedua hal dasar di atas para ilmuwan muda dan AIPI semakin merasakan pentingnya memperjuangkan keberadaan Indonesian Science Fund yang bisa mengatasi kendala pembiayaan dan pengelolaan penelitian kita yang cenderung birokratis dan tidak kondusif. Keberadaan Indonesia Science Fund sekaligus merupakan salah satu langkah penting menuju penguatan tradisi ilmiah di negara kita.
Kita menyadari bahwa ilmu pengetahuan selalu bersifat dinamis. Karena itu kita menyadari bahwa Agenda Sains Indonesia dalam wujud pertanyaan-pertanyaan ilmiah mendasar ini harus dilihat sebagai sebuah “dokumen hidup” (a living document) yang akan secara berkala diperbaharui berdasarkan perkembangan-perkembangan yang ada.