Opini

no image

Hakikat Pendidikan

10 February 2023
Oleh : Satryo S. Brodjonegoro
Unduh PDF


Kecanggihan AI saat ini luar biasa. Di bidang pendidikan ChatGPT terbukti berhasil mengerjakan ujian hingga yang tersulit. Namun, hakikat pendidikan tak sekadar transfer ilmu tetapi juga pembentukan karakter bermartabat.

Kemajuan teknologi, termasuk teknologi digital, tidak membuat hidup kita lebih mudah, bahkan membuat hidup kita jauh lebih sulit dan kompleks. Untuk memperoleh manfaat maksimal dari kemajuan teknologi digital, khususnya kecerdasan buatan (artificial intelligence-AI), kita harus mampu mengakali (outsmart) AI karena manusia mempunyai akal yang tidak dimiliki AI.

Kecanggihan AI saat ini memang luar biasa. Salah satunya adalah ChatGPT yang mampu membuat program dan algoritma sendiri sehingga mampu membuat gim sendiri.

Hal ini merisaukan para pembuat gim, pembuat film, jurnalis, guru, dosen, dokter, petugas keuangan, perekayasa perangkat lunak, perancang grafis, dan berbagai profesi lain karena pekerjaan mereka dapat segera diambil alih oleh ChatGPT hanya dalam waktu maksimal 30 detik per perintah.

Kompas (2/2/2023) mengulas tentang cara mengatasi godaan mencontek pada mahasiswa. Dalam ulasan itu dinyatakan bahwa 61,4 persen mahasiswa menggunakan bantuan yang tidak diizinkan dan atau terlibat pertukaran langsung dengan mahasiswa lain selama ujian daring sepanjang musim panas 2020 di Universitas Teknologi Queensland, Australia.

Dengan ChatGPT, mahasiswa bisa menyusun disertasi doktor yang secara substansi ilmiah memenuhi syarat kelulusan. Hal ini dimungkinkan karena ChatGPT versi terkini, GPT-3, mempunyai 175 miliar parameter lapisan konten pengetahuan dan, menurut rencana, ChatGPT versi berikutnya, GPT-4, akan memiliki 1.000 triliun parameter lapisan konten pengetahuan.

Dalam hal kapasitas pengolahan data, GPT-3 mampu mengolah 45 terabytes data tekstual yang meliputi 100 bahasa alami. Dengan kemampuan dahsyat seperti ini, praktis hampir semua profesi atau pekerjaan bisa diambil alih oleh AI.

Dampak AI ke pendidikan

Bagi mahasiswa yang menghalalkan segala cara, semua fasilitas bantuan akan dimanfaatkan, baik teknologi maupun nonteknologi, untuk bisa memperoleh gelar dalam waktu secepat mungkin dan dengan cara yang semudah mungkin. Dalam hal ini, peran dosen menjadi sangat penting untuk memastikan mahasiswa menempuh cara terhormat untuk meraih gelarnya.

Hakikat pendidikan bukan sekadar pemberian ilmu pengetahuan kepada mahasiswa, melainkan yang lebih penting adalah pembentukan karakter dan perilaku insan yang bermartabat. Kalau hanya sekadar pemberian pengetahuan, peran dosen akan segera tergantikan oleh AI. Dengan demikian, dosen harus menjadi teladan bagi mahasiswanya agar menjadi insan yang bermartabat.

Sistem asesmen

Sistem asesmen pembelajaran juga harus ditinjau kembali akibat adanya perkembangan AI yang semakin canggih.
Asesmen tekstual tidak bisa diandalkan untuk menjamin apakah mahasiswa memahami dan mengerti apa yang dituliskan karena AI sangat runtut dalam menguraikan berbagai fenomena dan aksioma.
Asesmen secara lisan dan intensif dengan mahasiswa secara individu merupakan cara terbaik untuk mengetahui sejauh mana pemahamannya.

Dosen perlu kerja lebih keras karena harus melakukan asesmen secara lisan terhadap setiap mahasiswanya. Di samping itu, dosen juga harus memutakhirkan pengetahuannya sesuai bidang keahlian masing-masing supaya tak terkecoh oleh mahasiswa yang menggunakan AI.

Hakikat pendidikan bukan sekadar pemberian ilmu pengetahuan kepada mahasiswa, melainkan yang lebih penting adalah pembentukan karakter dan perilaku insan yang bermartabat.

Elon Musk, inovator genius dunia, menyatakan bahwa ChatGPT berhasil lulus ujian lisensi kedokteran yang tersulit standarnya di AS. Dengan demikian, para dokter dengan mudah dan cepat dapat memperoleh izin praktik di AS jika memanfaatkan ChatGPT.

Seyogianya para dokter tidak memanfaatkan ChatGPT dalam meraih lisensi karena bertentangan dengan sumpah dokter yang mereka ucapkan saat pelantikan, dan sumpah dokter tersebut bersifat universal. Secanggih apa pun teknologi yang berkembang, manusialah yang menentukan pemanfaatannya untuk kemanusiaan.

Satryo Soemantri Brodjonegoro,
Dirjen Dikti (1999-2007); Guru Besar Emeritus ITB; Ketua AIPI, Konsil Kedokteran Indonesia.

Tulisan ini pertama kali terbit di Harian Kompas 10 Februari 2023

Hak Cipta © 2014 - 2023 AIPI. Dilindungi Undang-Undang.