
Siaran Pers AIPI
Jakarta, 24 Agustus 2023. Dua Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Prof. Melani Budianta, M.A, Ph.D. dan Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., masing-masing menerima anugerah Sarwono Award (SA) dan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture (SML) 2023 yang kali ini digelar atas kerjasama antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), di Auditorium Gedung BJ. Habibie, Jakarta, Rabu 23 Agustus 2023. Anugerah SA dan SML diberikan kepada individu yang mempunyai prestasi dan kontribusi yang luar biasa dan berdampak luas untuk pengembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sejak 2002, sebagai bagian dari peringatan hari jadi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang kemudian melebur menjadi BRIN. "Cawe-cawe" LPDP dalam pemberian Sarwono Award 2023 adalah tindak lanjut Program Apresiasi Talenta Riset dan Inovasi yang disepakati pada Juni lalu. “Keterlibatan LPDP merupakan wujud nyata dukungan terhadap ekosistem riset di Indonesia khususnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) talenta yang berkualitas,” ungkap Wisnu Sardjono, Direktur Fasilitasi Riset LPDP, yang turut hadir dalam penganugerahaan Sarwono Award 2023.
Sementara itu Kepala BRIN menyatakan, “Sarwono Award dan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture yang dilaksanakan oleh BRIN sebagai lembaga keilmuan terbesar sudah seharusnya menyelenggarakan kegiatan keilmuan yang cerdas dan bergengsi.Wujudnya adalah dengan memberi anugerah dan juga tempat terhormat untuk orasi ilmiah bagi para sosok ilmuwan yang telah mempunyai reputasi nasional dan internasional, serta kontribusinya yang besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan.’
Sarwono Award merupakan kegiatan ilmiah dalam rangka memberikan penghargaan yang bersifat “a life time achievement” kepada individu yang memiliki prestasi dan kontribusi luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Capaian individu tersebut juga dinilai telah memiliki dampak luar biasa dan dimanfaatkan oleh masyarakat, baik melalui Kekayaan Intelektual (KI) maupun bentuk penelitian lainnya melalui kolaborasi dengan mitra.
Sedangkan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture merupakan kegiatan keilmuan dalam bentuk orasi ilmiah yang disampaikan oleh individu yang berjasa dalam penemuan, pengembangan, dan penyebarluasan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
Prof. Melani Budianta, M.A, Ph.D., anggota Komisi Kebudayaan AIPI yang juga Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia ini, merupakan sosok ilmuwan yang tekun dan konsisten mengabdikan dirinya pada perkembangan ilmu sastra dan pelopor perkembangan kajian Budaya Indonesia. Prof. Melani merupakan anggota AIPI ke 13 penerima anugerah Sarwono Award dari 21 kali penyelenggaraan.
Anugerah Sarwono Award 2023 merupakan penyelenggaraan yang ke 21 dan pertama kali diberikan untuk bidang sosial humaniora sub ilmu pengetahuan satra dan kajian budaya. Pada Sarwono Award tahun-tahun sebelumnya, Sarwono Award dianugerahkan kepada ilmuwan-ilmuan dari berbagai bidang ilmu teknologi pangan, fisika nuklir, mikrobiologi, biodeversitas dan lain sebagainya dengan sederet karya dan hak paten yang dirasa nyata memberikan kontribusi berarti. Karenanya, Melani merasa tak menyangka, “Sungguh tak terbayangkan bahwa hari ini saya berdiri di sini untuk menerima Sarwono Award, yang sejak tahun 2002 diberikan pada sederet nama tokoh masyarakat dan ilmuwan, dari Ali Sadikin, Taufik Abdullah, sampai Azyumardi Azra. Saya merasa diri saya begitu kecil ketika membaca nama-nama ilmuwan penerima Sarwono Award sebelumnya.”
Lebih jauh Melani menyatakan menerima Sarwono Award ini sebagai penghargaan terhadap kerja sosial-humaniora lintas batas dan kerja budaya di akar rumput yang sering kali tidak nampak. “Di saat kebudayaan sering kali direduksi menjadi komoditi yang dijual sebagai produk-produk wisata atau dianggap sebagai pemanis biasa, penghargaan ini sungguh merupakan peneguhan,” tutur Melani dalam sambutannya.
Ketika teknologi AI (artificial intelligent) menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, krisis ekologis mengancam keberlanjutan hidup, desakan gaya hidup urban yang melupakan pengetahuan lokal menyurutkan keragaman, urgensi untuk mempertanyakan makna kebudayaan menjadi sentral. “Saya bersyukur bahwa melalui penghargaan ini proses untuk membangun ketangguhan budaya diafirmasi,” pungkasnya.
Melani menutup Pidato peneerimaannya dengan menegaskan pentingnya ilmu sosial humaniora transdisiplin untuk menjaga ketangguhan budaya, “ Sekalipun mengembangkan teknologi canggih dan memiliki laju ekonomi tinggi, tanpa ketangguhan budaya, Indonesia akan menjadi bangsa yang kehilangan rohnya. Ilmu sosial humaniora transdisiplin yang meretas batas keilmuan perlu terus didukung untuk mengembangkan secara kreatif kekayaan budaya yang majemuk, inklusif dan berbasis pada kemanusiaan”. Naskah pidato lengkap Prof. Melani Budianta, M.A., Ph.D. dapat diunduh melalui tautan https://gg.gg/16cn7d .
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. penerima anugerah Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture, menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Pemberdayaan Sosietal untuk Jagat Nusantara” dihadapan para tamu yang hadir secara luring di Gedung B.J. Habibie, maupun yang mengikuti secara during. Prof. Jammaluddin Jompa, yang akrap dengan panggilan Prof. JJ ini, adalah anggota Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar AIPI yang juga Rektor Universitas Hasanuddin ini, merupakan individu yang dinilai berjasa dalam penemuan, pengembangan, dan penyebarluasan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
Ahli biologi dan ekologi kelautan yang menyelesaikan studi doktornya di Marine Biology Program James Cook University, Australia pada 2003 ini, memiliki jam terbang yang panjang di bidang biologi terumbu karang dan ekologi pesisir, termasuk bekerja dengan masyarakat pesisir. Prof. JJ dikenal sebagai seorang yang sangat peduli dengan kondisi terumbu karang di perairan laut Indonesia. “Terumbu karang di Indonesia adalah data center of Marine biodiversity,” tegasnya. Dengan kepakarannya, ia ditunjuk sebagai anggota Penasihat Bidang Ekologi Kelautan untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Lebih lanjut Prof JJ membeberkan fakta ironi yang nyata, “Salah satu kelompok masyarakat yang miskin itu adalah masyarakat pesisir pulau-pulau kecil di mana terumbu karang berkembang. Jadi di satu sisi terumbu karang ini sangat indah sangat kaya tapi disisi lain mengapa masyarakatnya masih miskin tak berdaya.”
Paradok inilah yang menjadi concern sekaligus menjadi tantangan bagi Jamaluddin, perlu upaya terstruktur memberdayakan masyarakat untuk mengelola terumbu karang dengan baik yang pada akhirnya dapat memberi alternatif peningkatan ekonomi masyarakat. Dengan cara begitu, terumbu karang itu bisa berkembang lebih sustainable, dan dapat dinikmati seluruh masyarakat.
Untuk itulah, lanjut Jamaluddin, diperlukan penanganan terhadap keberlangsungan terumbu karang secara komprehensif. “Diperlukan edukasi terhadap masyarakat yang baik terutama kepada anak-anak nelayan, sehingga timbul kesadaran bahwa masa depan mereka tergantung di terumbu karang, oleh karena itu jangan dirusak,” pungkasnya.
Selamat Prof. Melani dan Prof. JJ atas capaian dan penghargaan dari BRIN dan LPDP.
Pembaca Budiman.
Penganugerahan Sarwono Award dan Sarwono Prawirodihardjo Memorial Lecture secara lengkap dapat disaksikan melalui kanal YouTube https://www.youtube.com/watch?v=Ypul1YIFAsM
Website : aipi.or.id
Instagram : aipi_Indonesia
Tweeter : AIPI_id
Youtube : AIPI_Indonesia
Penulis berita:
Sigit Asmara Santa
Biro Administrasi Ilmu Pengetahuan AIPI