Mengupas Pancasila Hingga ke Akarnya

27 July 2017 | 2282 hits
Kuliah_Inaugura_Dr.Yudi.jpg

Jakarta, (BERITA AIPI) Senin, 24 Juli 2017, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menyelenggarakan kuliah inaugurasi anggota Komisi Kebudayaan, Yudi Latif PhD pada Senin, 24 Juli 2017. Kuliah yang mengusung tema “Pancasila: Antara Idealitas dan Realitas” tersebut terselenggara atas kerjasama  dengan Universitas Pancasila.

Ketua AIPI, Prof. Sangkot Marzuki mengatakan kuliah inaugurasi anggota sangat penting dilakukan sebagai cara memperkenalkan anggota AIPI yang baru terpilih kepada masyarakat ilmiah Indonesia. “Ini juga merupakan pertanggungjawaban AIPI kepada masyarakat untuk membuktikan kebenaran pilihan dalam memilih anggotanya,” ujarnya.

Yudi Latif terpilih menjadi anggota AIPI pada 2015 dan disahkan oleh Presiden RI melalui Keputusan Presiden Nomor 10/M Tahu 2016. Cendekiawan tersebut juga baru diangkat sebagai Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Dalam pidato inaugurasinya, ia membahas sejarah penyusunan Pancasila dan peran pentingnya sebagai dasar dan panduan negara-bangsa. Pidato inaugurasi tersebut juga membahas aktualisasi nilai-nilai Pancasila dan berbagai aspek yang membuat diperlukannya Lembaga Pemantapan Ideologi Pancasila.

Mengutip pernyataan Presiden Soekarno di Perserikatan Bangsa Bangsa, pada 30 September 1960, yang memperkenalkan Pancasila kepada dunia, ia mengingatkan pentingnya konsepsi dan cita-cita bagi suatu bangsa: “Arus sejarah memperlihatkan dengan nyata bahwa semua bangsa memerlukan suatu konsepsi dan cita-cita. Jika mereka tak memilikinya atau jika konsepsi dan cita-cita itu menjadi kabur dan usang, maka bangsa itu adalah dalam bahaya” (Soekarno, 1989: 64).

Ia menggarisbawahi pentingnya mempromosikan Pancasila di ruang publik dan tak hanya menjadikannnya suatu nilai moralitas yang abstrak. “Agar bisa dipraktikkan, Pancasila perlu dilembagakan dalam hal budaya, politik, dan ekonomi,” katanya. Selain itu, dibutuhkan juga banyak tokoh berprestasi dari berbagai kalangan untuk dijadikan teladan. Mereka akan menginspirasi masyrakat di berbagai daerah dan menunjukkan bahwa pluralitas yang dimiliki Indonesia adalah suatu berkah.

Hal ini semakin penting mengingat Indonesia kini menghadapi era di mana ancaman atas ketahanan nasional tidaklah berasal dari serangan bersenjata, melainkan berupa serangan ideologis; mempengaruhi pusat pengambilan keputusan dan para pemuka pendapat. Pada gilirannya hal ini bisa mempengaruhi pikiran, sikap dan tindakan masyarakat luas yang diarahkan untuk memenuhi kepentingan “pemain-pemain” kuat (major powers).

 

 

Pembuat Artikel : Anggrita Cahyaningtyas

 

Hak Cipta © 2014 - 2023 AIPI. Dilindungi Undang-Undang.