Memanen Minyak Ikan dari Ladang

31 December 2014 | 2931 hits
ilustrasi-canola-375x200jpg_JQ43I.jpg

Australia, CSIRO (BERITA AIPI) - Bayangkan jika Anda bisa memanen minyak ikan dari ladang, bukan dengan cara mengekstrak ikan lalu mengambil sari pati dan nutrisi di dalamnya. Mungkin terdengar gila, tapi rupanya itulah yang sedang dikerjakan oleh salah satu tim riset di Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) di Australia. Kelompok riset yang dipimpin Dr. Surinder Singh itu kini mencoba memproduksi tanaman canola penghasil minyak dengan kandungan DHA, salah satu nutrisi yang biasanya hanya bisa didapat dari ikan.

DHA atau docosahexaenoic acid adalah salah satu kandungan omega 3 yang berfungsi melancarkan perintah saraf dan melancarkan rangsangan saraf ke otak. Tak heran jika kemudian berbagai produsen susu dan suplemen makanan berlomba-lomba mencantumkan kandungan DHA di dalam produk mereka. Namun produksi DHA dari alam terbatas karena penangkapan ikan yang tak bisa dilakukan secara terus menerus. Produksi DHA dari ikan hasil budidaya juga tak bisa diandalkan karena sangat tergantung kualitas pakannya. "Bahkan sekitar 60 persen hasil produksi minyak ikan di dunia kemudian digunakan untuk pakan ikan budidaya," kata Singh dalam presentasi di kantor CSIRO, Canberra. Soalnya sebenarnya DHA dalam minyak ikan pun berasal dari microalgae yang menjadi makanan ikan di alam liar.

Memproduksi microalgae dalam jumlah besar ternyata sangat mahal. Jadi, cara yang paling efisien adalah memproduksi DHA dari tanaman. Melihat peluang tersebut, tim riset di CSIRO kemudian mencoba memproduksi tanaman canola yang menjadi penghasil DHA. Caranya dengan mentransfer gen alga yang menentukan produksi DHA tersebut ke dalam tanaman canola. Mereka kemudian menyilangkannya sehingga didapatlah tanaman yang bisa menghasilkan DHA secara stabil. Persilangan tradisional itu membuat produk penelitian itu lebih terjangkau daripada menggunakan teknologi rekayasa genetik. Namun penelitiannya memang memakan waktu lama, digagas sejak tahun 200 dan masih berlangsung hingga kini.

"Rencananya bibit canola penghasil DHA ini akan kami komersialisasikan pada 2018," ujar Singh. Penelitian yang dilakukan oleh timnya itu diyakini memungkinkan produksi DHA dalam jumlah besar secara ekonomis. "Satu hektare tanaman canola bisa menghasilkan minyak setara dengan 10.000 ikan," katanya. Capaian itu menjadikan temuan ini sebagai salah satu penemuan terbaik di CSIRO.

Anggota Komite Studi Indonesian Science Agenda, Dr. Aiyen B. Tjoa dari Universitas Tadulako, Palu, mengatakan pemikiran para ilmuwan Indonesia sebenarnya tak kalah brilian. Namun belum ada sistem kerja maupun pendanaan riset yang memungkinkan Indonesia mencapai hasil serupa. "Australia mempunyai tim yang konkrit dan bisa terus menjalankan riset meskipun memakan waktu lama," kata doktor ilmu pertanian itu. Aiyen mengaku kagum sekaligus iri dengan komitmen peneliti dan pemerintah Australia terhadap sains. "Sementara di Indonesia sulit melakukan penelitian besar dengan waktu lama seperti ini karena belum adanya dukungan sistem dan pendanaan," ujarnya menambahkan.

Pembuat Artikel: Anggrita Desyani
Editor : Uswatul Chabibah

Hak Cipta © 2014 - 2023 AIPI. Dilindungi Undang-Undang.